Rumah / Berita / Berita Industri / Bagaimana ketebalan, transparansi, dan ketahanan panas dari stoples kaca yang dipengaruhi oleh proses produksi?
Berita

Bagaimana ketebalan, transparansi, dan ketahanan panas dari stoples kaca yang dipengaruhi oleh proses produksi?

Berita Industri -

Ketebalan, transparansi dan ketahanan panas Guci kaca secara signifikan dipengaruhi oleh proses produksi. Berikut adalah analisis terperinci tentang bagaimana masing -masing faktor dipengaruhi oleh teknologi produksi:

Ketebalan toples kaca terutama tergantung pada formula kaca, proses cetakan dan proses pendinginan:

Proses cetakan:

Tekan Moulding: Menggunakan cetakan dan tekanan mekanis untuk membentuk stoples kaca, biasanya dimungkinkan untuk menghasilkan stoples kaca yang lebih tebal, cocok untuk wadah makanan dan peralatan laboratorium yang membutuhkan daya tahan yang lebih tinggi.
Blow Moulding: Menggunakan tekanan udara untuk meniup kaca cair ke dalam cetakan, biasanya menghasilkan stoples kaca berdinding lebih tipis, cocok untuk kemasan ringan (seperti botol minuman).
Formula kaca:

Meningkatkan kandungan silika (SiO₂) meningkatkan kekuatan kaca, memungkinkan produksi stoples kaca yang lebih tipis tetapi kuat.
Menambahkan alumina (al₂o₃) dapat meningkatkan kekuatan mekanis kaca, membuat stoples kaca yang lebih tipis masih tahan lama.
Proses Pendinginan (Annealing):

Kaca perlu didinginkan secara perlahan (dianil) setelah memproduksi untuk mengurangi stres internal. Pendinginan terlalu cepat dapat menyebabkan gelas rapuh, membutuhkan peningkatan ketebalan untuk meningkatkan daya tahan.
Ringkasan Dampak:
Guci kaca bisa lebih tipis tetapi masih memiliki kekuatan tinggi jika proses pembentukan presisi tinggi (seperti cetakan kompresi) dan formulasi kaca yang dioptimalkan digunakan. Jika pembentukan tidak merata atau pendinginan tidak cukup, ketebalannya dapat ditingkatkan untuk mengkompensasi cacat struktural kaca.

Transparansi kaca terutama dipengaruhi oleh kemurnian bahan baku, suhu leleh dan metode pendinginan:

Kemurnian Bahan Baku:

Silikon dioksida dengan kemurnian tinggi (SiO₂) dapat meningkatkan transparansi kaca.

Kotoran (seperti ion besi Fe²⁺) dapat menyebabkan kaca tampak hijau atau coklat, sehingga kaca transparansi tinggi biasanya membutuhkan penghapusan kotoran besi atau penambahan dekolorizer (seperti mangan oksida mang mno₂).

Suhu pencairan:

Semakin tinggi suhu leleh (biasanya antara 1400-1600 ° C), semakin sedikit gelembung dan partikel yang tidak merata dalam kaca, sehingga meningkatkan transparansi.
Menggunakan tungku peleburan listrik alih -alih tungku bahan bakar tradisional dapat mengurangi polutan dan meningkatkan kemurnian gelas optik.

Glass Jar With Square Lid Diameter 10cm
Metode Pendinginan:

Jika pendinginan tidak rata, kaca dapat menghasilkan retakan mikro atau stres internal, mempengaruhi transparansi.
Pendinginan lambat melalui tungku anil dapat mengurangi cacat mikroskopis di dalam kaca, membuatnya lebih jelas dan lebih transparan.
Ringkasan Dampak:
Guci kaca yang terbuat dari bahan baku kemurnian tinggi, leleh suhu tinggi dan proses anil seragam memiliki transparansi yang lebih tinggi. Jika ada lebih banyak kotoran atau pendinginan yang tidak merata selama proses pembuatan, kaca dapat menunjukkan warna atau kekeruhan tertentu.

Resistensi panas (resistansi kejut termal) dari kaca tergantung pada komposisi kaca, proses perlakuan panas dan kontrol ketebalan:

Formula kaca:

Kaca soda-kapur biasa memiliki ketahanan panas umum dan dapat pecah ketika perbedaan suhu melebihi 60-100 ° C.
Kaca borosilikat menambahkan boron oksida (B₂O₃) dan dapat menahan perubahan suhu yang lebih besar (hingga 500 ° C), yang digunakan untuk percobaan suhu tinggi dan peralatan kue.
Proses Perawatan Panas (Perawatan Tempered):

Kaca temper dipanaskan hingga suhu yang dekat dengan suhu pelunakan (sekitar 620 ° C) dan kemudian didinginkan dengan cepat untuk membentuk tegangan tekan pada permukaan, sehingga meningkatkan ketahanannya terhadap guncangan termal.
Kaca tempered adalah 3-5 kali lebih tahan panas daripada kaca biasa, tetapi begitu pecah, itu akan pecah secara keseluruhan, yang tidak cocok untuk beberapa wadah makanan.
Pengaruh Ketebalan:

Meningkatkan ketebalan toples kaca dengan benar dapat meningkatkan ketahanan panas, tetapi terlalu tebal akan menyebabkan tekanan internal gelas yang tidak merata ketika suhu berubah, yang akan membuatnya mudah pecah.
Secara umum, stoples kaca dengan ketebalan seragam lebih tahan terhadap guncangan termal daripada yang dengan perubahan ketebalan lokal yang besar.
Ringkasan Pengaruh:
Guci kaca yang terbuat dari kaca borosilikat dan perlakuan temper memiliki ketahanan panas yang lebih baik, sedangkan stoples kaca soda-kapur biasa rentan terhadap kerusakan karena guncangan termal jika ketebalannya tidak dikontrol secara seragam. Proses anil dan perlakuan panas yang masuk akal dapat meningkatkan ketahanan guncangan termal kaca.

Jika Anda ingin menghasilkan stoples kaca yang sangat transparan, tipis tetapi tahan panas, Anda perlu mengontrol kemurnian bahan baku dengan hati-hati, suhu leleh, teknologi cetakan, dan proses anil untuk mendapatkan kinerja terbaik.